Selasa, 06 Maret 2012

Artikel : Cita-cita Pemimpin Besar


Pemimpin Besar”

Manusia diciptakan sebagai mahkluq yang paling sempurna. Tapi kita tak pernah tahu mengapa manusia diciptakan sebagai makhluq yang sempurna? Coba kita lihat ke semua aspek, hewan hanya punya insting untuk mempertahankan hidup, malaikat hanya punya akal dan ketaatan, syaiton hanya punya nafsu dan amarah. Sedangkan manusia memiliki kesemuanya itu, dari mulai akal,insting dan hawa nafsu.
Mungkin karena sudah kodrat atau memang kemajuan zaman, dengan kesempurnaanya manusia selalu penuh dengan ego dan ketidakpuasan (Homo Ekonomikus). Terlintas dari benakku untuk mendefinisikan manusia sebagai makhluq multidimensional yang rumit. Berbeda dengan hewan yang tujuan hidupnya hanya makan dan makan sampai ia mati sekalipun. Manusia selalu menuntut lebih dari hidupnya, jika ia mendapatkan 1 maka 2 & 3 harus juga ia dapatkan.
Di era Globalisasi dan Moderenisasi ini manusia dituntut untuk terus berlomba dalam pacuan kehidupan, jika kita tidak mengikuti arus global, maka kita akan tersesat dalam teknologi. Kita itu harus mengikuti zaman, bukan zaman yang mengikuti kita. Kita harus mendapatkan apa yang kita butuhkan, namun sebelumnya kita harus mengkonsepkan terlebih dahulu. Nah itulah yang disebut dengan cita-cita yaitu sebuah rencana besar yang telah kita konsepkan untuk kita capai selanjutnya.
Berangan boleh asal yang realistis bukan idealis semata. Niatkan-konsepkan-jalani-nikmati itulah suatu proses yang harus kita lakukan jika ingin sebuah rencana besar kita tersebut tercapai. Semua orang mempunyai cita-cita yang besar,unik,aneh,ambisi namun pasti bermanfaat. Dalam menggapai cita-cita kita harus bersungguh-sungguh, ambisi boleh asal jangan ambisius. Dalam kacamataku aku membagi cita-cita menjadi 2 kelompok. Pertama cita-cita abadi, yaitu menggapai segala usaha agar kita tetap berada dalam jalur menuju surga dan menjadi orang-orang yang benar-benar penghuni surga, inilah cita-cita sesungguhnya dan juga tujuan akhir hidup manusia. Namun kita hidup di alam nyata selain itu cita-cita yang kedua adalah cita-cita duniawi. cita-cita inilah yang menjadi modal kita menjalani dan melanjutkan hidup di dunia ini.
Menjadi Orang Sukses “ itu adalah idaman semua orang di cita-cita duniawinya. Namun untuk memasukan kata “sukses” dalam kamus masing-masing diri manusia tidaklah mudah butuh pengorbanan baik secara mental, spiritual, material atau bahkan faktor keberuntungan juga.
Semua orang pasti mempunyai banyak cita-cita yang ia konsepkan semasa mata belum terbuka untuk dunia sesungguhnya, seperti guru, pilot, bussinesman, astronot, politikus dan sebagainya. Namun satu dua cita-cita idealis itu berguguran ketika kedewasaan seseorang bertambah, namun hanya yang realistis dengan keadaan dan kondisi yang akan menjadi prioritas utamanya untuk ia capai di kemudian hari.
Tak banyak dan tak ambisius pula cita-cita duniawi yang aku inginkan. Menjadi orang sukses itu sudah pasti, namun kita juga tidak akan seketika menjadi seseorang yang sukses bukan? Butuh suatu jalan untuk menempuhnya, ya benar itu yaitu dengan sebuah pekerjaan dan profesi. Ingat apabila kita mempuyai sebuah profesi jalanilah sesuai dengan keahlian kita, jangan memaksa karena memang tuntutan yang kata orang itu disebut uang. Melirik kedepan dan kebelekang ada beberapa cita-cita yang akan aku jadikan sebagai profesi yang benar-benar sesuai dengan sikon, keadaan, dan faktor-faktor lain yang sebenarnya di lapangan . Salah satunya menjadi seorang pemimpin besar yang berjiwa politikus sejati.
Sejenak kita berangan-angan tentang profesi tersebut. Politik indonesia bak kapal pecah, semua amburadul dalam berbagai aspek . Apakah karena pengaruh dari politik dunia atau mamang kebodohan para peminpinnya yang tak mengerti arti politik itu sendiri?. Kita sempat di beri angan-angan cerah budaya politik baru pada masa reformasi '98, setelah kita dipaksa bersembunyi selama rezim terdahulunya. Namun apa daya yang ada, kita lihat budaya politik baru tersebut sedang menunggangi kura-kura dalam berevolusi, lambat sekali bahkan mundur yang ada.
Pemimpin-peminpin tidak pernah lepas dengan politik. Karena seorang pemimpin harus bisa membaca keadaan anggota dan musuhnya. Perang dingin politik bangsa kita baru saja di mulai,semua saling serang,saling menghujat dan membunuh dengan kata-kata, mereka tak pernah berfikir tentang kebenaran tapi yang mereka fikirkan adalah sebuah galangan kekuatan besar. Karena itu kelak yang akan menang. Ini adalah sebuah pola pikir buruk orang-orang pintar bangsa kita.
Dalam mengubah semua ini butuh seorang pemimpin yang cakap dalam politik atau pun cakap dalam yang lainnya karena seorang pemimpin harus multipungsi dalam menyikapi sebuah masalah. diantaranya yaitu :
      1. Pemimpin harus berjiwa besar, berparadigma kuat, jelas dan terarah. Memandang semua aspek dari berbagai sudut pandang agar apa yang ia lakukan benar-benar marubah tatanan yang ada.
      2. Pemimpin tersebut harus memetamorfosiskan sudut pandang-sudut pandang yang sempit yang saat ini orang-orang pintar negara kita alami.
      3. Pemimpin harus bisa membaca dan mengkondisikan anggota dan musuhnya.
      4. Pemimpin harus bisa menjadikan musuh sebagai mitra membangun dalam proyek besarnya. Ini adalah sebuah rintangan yang benar-benar membutuhkan sebuah nyali yang besar. Karena menjadikan musuh sebagai mitra untuk membangun. Pemimpin harus seperti itu agar tidak pernah beradu melulu terhadap orang yang berbeda argumen dengan dirinya.
      5. Pemimpin harus bisa meyakinkan anggota dan musuhnya bahwa seorang pemimpin bukan sebagai poros utama dalam sebuah proyek besar, melainkan adalah sebuah moderator ketika memutuskan sebuah rencana, saat terjadi peperangan argumen antara anggota dan musuhnya.
      6. Pemimpin adalah orang yang mampu bertanggung jawab ketika anggota dan musuhnya lepas tangan terhadap sebuah proyek besar yang mengalami kegagalan.
      7. Seorang pemimpin tidak boleh terlalu akrab terhadap anggota dan musuhnya. Harus ada koridor jarak antara seseorang yang berwibawa dengan yang tidak.
      8. Pemimpin selalu melihat kedepan sebagai arah pacuan.melihat kebelakang sebagai tolak ukur keberhasilan, melihat keatas sebagai pembangun motivasi dan melihat ke bawah sebagai pembimbing.
      9. Pemimpin harus berlaku bijak dengan baik karena kebijakan baik pasti berpihak padanya.
      10. Seorang pemimpin tidak pernah mencari kesempurnaan tapi ia hanya mencari ketidak sempurnaan yang sempurna.
      11. Yang terpenting Seorang pemimpin yang besar harus berjiwa nasionalisme berkarakter budaya politik yang sesungguhnya.

Memang saat ini bangsa kita sedang mengalami krisis multidimensional dan juga krisis seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin. Tapi saat ini usaha-usaha penenanamam karakter-karakter bangsa di galakkan yang tujuan aslinya yaitu untuk membentuk pemimpin. kesebelas itulah adalah sebuah rencana dan terobosan besar seorang calon pemimpin besar ketika ia di hadapkan terhadap sebuah angan-angan “jika cita-citaku tercapai”. Calon pemimpin besar tersebut adalah DIRIKU SENDIRI.


LARENA DWI RAHMA.
SUKABUMI,5 MARET 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar