MENCARI
SIAPA YANG KATA ORANG DISEBUT TUHAN
Dibawah
lembayung senja lazuardi,
termenung
aku terbang ke masa lalu,
menyesali
hidup dalam kehidupan,
mencari
siapa itu yang kata orang di sebut tuhan.
Separuh
hidup mungkin telah ku jalani,
namun
aku buta akan siapa yang kata orang disebut tuhan.
Kurasa
akulah dia,
karena
yang menentukan hidup adalah aku,
tanpa
yang kata orang disebut tuhan.
Puas
ku tapaki lorong kehidupan.
Pengap,gelap,
penuh liku.
Bercampur
luka dalam derita.
Aku..
Berontak
dengan nalarku,
berontak
dengan hitam dan putih.
Tersudut
antara iya dengan ketIdakpastian.
Dalam
lamunan...
tersirat
untuk mencarinya.
Ayunan
langkah membelah pekat.
Hanya
paduan suara, dzikir mahluq gelap,
Dan
nyanyian sepasang kelelawar,
dengan
irama kepak sayap,
terdengar
memecah kebisuan.
Dimana
Engkau?
Satu
dua langkah terbuang percuma,
tak
ada ayat tentang keberadaannya.
Setengah
keputus asaan menghampiri,
membuat
aku lupa akan apa-apa.
Sebuah
suara memanggil namaku,
tersentak
dari tidur di mimpi gelap,
di
penghujung 2/3 malam.
Suara
aneh itu,
terpancar
dari ujung menara bangunan berkubah.
Suara
aneh itu,
membuka
mata,telinga dan hati.
Suara
aneh itu,
Menggetarkan,merontokkan
patrian kemunafikan.
Suara
itu mengundangku untuk kembali,
kembali
dari tidak menjadi ya,
dari
batil menjadi hak.
dari
buta menjadi kepastian.
Allahu
akbar...
demikian
suara itu berkumandang.
Suara
aneh itu membawaku pada-Nya.
Membawa
kepada yang “kataku” disebut Tuhan....
Larena
Dwi Rahma.
Sukabumi,5
maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar